Selasa, 23 Februari 2016

PERKAMPUNGAN REL KERETA API

Saat ini gue menuju kota tua yang ada di kota Jakarta, gue duduk didalam kereta api bersama beberapa temen yang sudah lama tinggal di Jakarta. Diperjalanan gue merasa nnyaman. Tiba-tiba saja pandangan tertuju disuatu tempat. Suatu tempat yang sering menjadi sasaran penggusuran satpol pp dan penggusuran itu sering gue lihat di berita televisi. Itu perhatian pertama gue sebagai pendatang di ibu kota ini.

Secara mendadak gue namain tempat itu adalah PERKAMPUNGAN PINGGIRAN REL KERETA API. "Kebanyakan dari mereka yang tinggal disana adalah perantauan yang kebingungan setelah sampai di Jakarta. Bahkan, sekarang mereka banyak menjadi pengemis jalanan. Tanah yang mereka tinggali, adalah tanah tanpa surat" Salah satu temen diperjalanan ini memberikan informasi ke gue.

Banyak yang berpikir TINGGAL DI IBU KOTA ADALAH SALAH SATU JALAN MENUJU KESUKSESAN, tidak semuanya hal itu benar. Kota besar itu terlalu keras. Seseorang yang mempunyai bekal dari kampungnya aja di Jakarta bisa jadi lonte, apalagi yang gak punya bekal. Tapi, kalau ke Jakarta membawa bekal takdir, boleh juga sih sebagai alternatif hidup atau mati?

Mengingat kembali penduduk pinggiran kereta api, gue berpikir "Sebelumnya, pendahulu mereka yang merantau ke Jakarta dengan harapan besar. Tetapi sayangnya mereka gagal. Pada akhirnya menempati dan bahkan menciptakan perkampungan pinggiran rel kereta api seperti yang gue lihat saat ini sebagai tempat tinggal." Itu artinya, mereka akan berkembang biak disana. Dan seterusnya akan menjadi kebiasaan. Kalau begitu caranya, penggusuran akan terus menjadi tontonan biasa dimata masyarakat Indonesia.

instagram.com/suaradarijalanan
suaradarijalanan.blogspot.com

#banjarmasin #kalimantanselatan #kalimantan #borneo #banjarbanar #explorebanjar #indonesia #latepost #suaradarijalanan

Senin, 22 Februari 2016

MEMBENCI PEMERINTAH

Kadang gue sendiri kebingungan waktu melihat salah seorang masyarakat mengolok-ngokok presiden. Apa sebenarnya yang dia pikirkan? Tapi, gue harus sadar bahwa "Wajar ketidakpuasan masyarakat terhadap pimpinannya digambarkan dengan perkataan yang keluar dari mulutnya". Betul.

Hal itu gue liat bukan hanya secara langsung, tapi gue liat dibeberapa media sosial seperti bm, twitter, facebook, dan sebagainya. Kalau gue pribadi sih, gak pernah benci sama pemerintah. Gue cuma benci sama kelakuan buruknya aja.

Nah inilah yang menjadi masalah! Kalau menurut gue sih, keberhasilan suatu negara bukan dari presidennya. Tapi, keberhasilan suatu negara itu tergantung kerjasama antara presiden dan rakyatnya.

Kalau dilihat saat ini, Indonesia banyak terjadi pertentangan antara presiden dan rakyat. Pengolok-olokkan rakyat kepada pemerintah sering terjadi. Mungkin karena banyak orang-orang dipemerintahan yang korupsi, maka rakyat susah sekali untuk menyukainya. Sehingga Visi dan Misi dari presiden enggan ditaati rakyatnya sendiri. Dan visi misi presiden tersebut bakalan dilupakan.

Seperti dunia, didalamnya pasti ada orang baik dan orang buruk. Seperti halnya kepemerintahan. Didalamnya pasti ada orang baik dan orang jahat pula. Ya gue katakan orang jahat adalah mereka yang korupsi atau melakukan hal buruk lainnya. Tapi kita harus menyadari, didalam kepemerintahan pasti banyak juga orang-orang baik yang ingin Indonesia menjadi lebih baik.

Nah kita sebagai rakyat cuma perlu mendukung visi-misi mereka yang menurut kita emang baik. Dan menentang visi misi mereka yang emang gak baik. Kalau ada yang menyalah gunakan jabatannya dikepemerintahan, gue yakin pasti ditindak juga oleh mereka yang berwenang. Kayanya. Hehe.

suaradarijalanan.blogspot.com
instagram.com/suaradarijalanan

#banjarmasin #kalimantanselatan #kalimantan #borneo #banjarbanar #explorebanjar #indonesia #latepost #suaradarijalanan #finish

Sabtu, 02 Januari 2016

MEREKA TERBIASA DIJALANAN

Gue pernah diceritain oleh seorang sahabat tentang pengalaman waktu dizaman smknya dulu. Kebetulan dia adalah lulusan dari smk jurusan sosial. Dia bercerita sering mengikuti razia yang dilakukan satpol pp untuk mengamankan anak-anak jalanan dan pengemis.

Mereka diamankan bukan tanpa tujuan. Setelah dibawa, mereka (Anak-anak jalanan dan pengemis) diberi pendidikan tentang kreatifitas yang bisa dijadikan keterampilan dalam usaha. Setelah selesai, maka mereka dilepaskan kembali untuk mempraktekkan hasil pendidikannya tersebut. Disepanjang pendidikan emang ada yang gak betah dan memilih untuk kabur. Tapi ada yang betah dan giat belajar sehingga mereka akhirnya dibiayai untuk membuka usaha. Buat yang kabur tadi, mereka lebih memilih untuk kembali kejalanan. Tetapi yang menyelesaikan pendidikan tersebut juga banyak yang memilih untuk kembali kejalanan lagi.

Sebuah cerita yang diberikan Haidir yang menurut gue sangat bermanfaat bagi gue sendiri. Ternyata pemerintah juga mempunyai aksi untuk menanggulangi kehidupan jalanan yang simpang siur. Tapi walau begitu, ternyata setelah diberi pendidikan tetap aja mereka lebih memilih untuk kembali kejalan. Mungkin mereka seperti itu karena suatu alasan, yaitu MODAL. Atau ada hal lain yang menurut mereka gak bisa kemana-mana lagi, yaitu merela udah terbiasa dijalanan.

instagram.com/suaradarijalanan

#banjarmasin #kalimantanselatan #kalimantan #borneo #banjarbanar #explorebanjar #indonesia

Gimana pendapat kamu? Silahkan Tulis di kolom komentar ya kawan..

Salam Aktifis !!!

Jumat, 01 Januari 2016

SYUKURI PEKERJAAN KITA SAAT INI

Kadang kita selalu menganggap apa yang kita kerjakan adalah pekerjaan yang lebih susah dari apa yang dikerjakan orang lain. Merasa gak beruntung dari orang lain yang mendapat pekerjaan yang menurut kita lebih baik. Karena merasa gak beruntung itulah kita sering sekali malas-malasan dalam bekerja.

Sebenarnya, apa yang kita lihat didepan mata belum tentu benar. Kita melihat penjaga toko emas yang kerjaannya emang duduk melayani customer dan pelayan makanan disebuah warung makan yang kerjaannya kesana kemari. Keliatannya memang lebih santai penjaga toko emas. Tapi kalau dipikir dan ini gue dapet info dari temen, penjaga toko emas gak bisa ngapa-ngapain cuma duduk disana konsumsi gak ditanggung pemilik toko, tetapi pelayan warung makan untuk konsumsinya udah terjamin, belum lagi ditambah gaji. Jadi apa yang dilihat didepan mata, belum tentu se enak yang terlihat.

Beberapa orang yang gue lihat, bahkan gue sendiripun pernah melakukannya. Berhenti disuatu pekerjaan, karena ketidak nyamanan dalam menjalaninya. Kadang agak terlalu egois. Tanpa pikir panjang, resign (Berhenti kerja) dalam pekerjaan tersebut. Dan pada akhirnya, kebingungan karena gak ada penghasilan. Seharusnya gue harus menyiapkan diri terlebih dahulu, sebelum resign. Itulah yang gue alami, untungnya gue dapet pekerjaan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dan gue sadar, gak semua orang beruntung seperti gue.

Seharusnya, kita sebagai manusia yang memerlukan penghasilan dalam menjalani hidup perlu menghargai setiap pekerjaan yang kita dapat. Bersyukur atas pekerjaan yang kita dapat, bukan membanding-bandingkan dengan pekerjaan orang lain. Kecuali titik terang sudah terlihat, jika kita mau resign dalam pekerjaan yang saat ini kita geluti.

instagram.com/suaradarijalanan

#banjarmasin #kalimantanselatan #kalimantan #borneo #banjarbanar #explorebanjar #indonesia

Gimana pendapat kamu? Silahkan Tulis di kolom komentar ya kawan.. Salam Aktifis !!!