Senin, 05 Januari 2015

PELAYANAN PUBLIK UNTUK KESEHATAN "FORUM ASPIRASI MASYARAKAT"

Saya paling senang jika berjalan-jalan disebuah mall. Disuguhi pelayanan yg sangat memuaskan. Ya tentunya lah pelayanan ramah, sangat sempurna yg saya rasakan. Bahkan, disetiap store yg ada dimall tersebut mempunyai standar pelayanan yg sama. Saya membayangkan jika standar suatu instansi swasta ataupun pemerintahan seperti itu. Dunia memang tidak sempurna.
Sumber : Google
     Berbicara tentang pelayanan, saya sering dengar keluhan-keluhan tentang pelayanan publik tentang kesehatan. Apalagi tentang ASKES. Maaf ya, saya membahas itu. Segala macam lontaran-lontaran ketidak puasan keluar dari orang tentang ASKES tersebut, padahal gratis kan katanya, tapi dikomplain. Mungkin ada itu ataupun tidak ada, kondisinya sama saja. Mungkin saya tidak pernah sih merasakan berobat menggunakan ASKES, soalnya saya kalau sakit lebih memilih berbaring dirumah tanpa kerumah sakit ataupun puskesmas.

Tapi ini benar-benar mengganggu pikiran saya. Nampaknya ini perlu dibahas. Nah, dikesempatan kali ini saya diberi moment untuk meminta aspirasi dari kedua orang yg tampan dan cantik dibawah ini. Mari kita lihat berbagai pendapat yg mungkin bisa menjadi wakil dari perasaan orang-orang yg pernah merasakan pelayanan publik tentang kesehatan tersebut.

Tingkatkan Pelayanan Tanpa Memandang Status Sosial “MANSYUR”

Mansyur "Karyawan Swasta"
Pelayanan publik seharus tidak pandang bulu, baik itu kaya atau miskin, pejabat bahkan buruh. Karna apabila pelayanan itu ada ketimpangan maka itu bukan dinamakn pelayanan, karena sejatinya sudah jelas namanya aja pelayanan. Pelayanan itu kan artinya suatu sikap dimana kita memposisikan diri atau pengabdian seseorang terhadap halayak orang banyak.

Untuk pelayanan publik. Kalau pengalamankan pastinya beda-beda, pelayanan yg di bantu pemerintah sama yg menggunakan biaya sendiri, jauh sangat berbeda. Kenapa, kalau pelayanan yg di bantu pemerintah itu kan free, yaaa paling bayar sedikit. Itu ibarat botol isi nya ga full masih setengah-setengah. Mungkin pemikiran karena free jd mereka menggap biasa aja, beda dengan yg bayar itu pasti pelayanannya lebih cepat karena mereka langsung dapat duit dan di bayar oleh pasien.

     Coba kita liat di RS pemerintahan banyak masyarkat yg terabaikan pelayannya, bahkan terlantar. Itu krna mereka menggunakan kartu sehat yg dimana itu dibiayai pemerintah.
Jadi kalau mnurut ku percuma aja di adakan kartu sehat kalau pelayanannya kurang maksimal, meskinyakan dengan di adakan hal itu mereka petugasnya lebih tau mana yg urgent mana yg tidak.

Masyarakat Perlu Cerdas Memanfaatkan Pelayanan Publik Tersebut “FITRIA”

Setuju sih, memang biasanya pelayanan publik itu tidak sememuaskan iklan peresmian pelayanan tersebut. Seperti halnya dibidang kesehatan.
Memang benar pelayanannya tidak bagus bahkan bisa dibilang buruk. Padahal penggratisan disini juga menggunakan dana pemerintah. Tapi, ada beberapa orang yg bilang bahwa pelayanannya bagus. Yg jadi masalah, apakah pihak pelayanannya yg memang kurang memperhatikan tentang pelayanannya atau masyarakatnya yg kurang bersyukur.

Fitria "Mahasiswa"
Contoh askes, pasien yg menggunakan ASKES untuk berobat untuk pelayanannya kurang maksimal. Untuk pengobatan yg menginap, ruangan yg seadanya, terus 1 ruangan bisa sampai 10 orang. Boro boro AC, kipas angin pun tidak ada. Mungin karena memang anggaran yg diberikan Negara cuma cukup buat itu saja. Kalau dipikir anggaran yg diberikan pemerintah sudah besar, tapi faktor banyaknya masyarakat kurang mampu yg sakit menjadikan anggaran itu kecil. Ya mau bagaimana lagi, tidak ada orang yg mau sakit.
Tapi menurut saya ini lebih kepada masyarakat bagaimana menggunakan fasilitas ini sebenar-benarnya, faktor miskin bukan alasan untuk tidak bisa mengelolanya dengan cerdas.
Kalau sudah berobat, petugas pengobatan bilang nya “untung juga di obatin, ya asal di obatin ajalah”, padahal pengobatan yg di dapat gak seharusnya begitu. Jadi pihak pelayanan yg lain juga bilang kaya gitu, ngikut asal asalan aja deh ngobatinnya dan keterusan asal asalan terus.

Kalau saya sih gak nyalahin pihak pelayanan publik nya, menurut saya emang masyarakatnya yg tidak mengerti dan bahkan tidak tahu bagaimana cara ngefungsiin pelayanan tersebut.

@@@@@

Sumber : Google
Berbagai macam pendapat. Mungkin bisa menjadi renungan. Tapi aneh ya, ASKES sangat paranoid didalam pelayanan publik di bidang kesehatan. Semoga bermanfaat.

suaradarijalanan.blogspot.com

TERORIS YANG MENGATAS NAMAKAN ISLAM MUNGKIN HANYA BUALAN SAJA

Sumber : Google
GUE kalau suntik jarum kediri sendiri aja mikir 10x. Apa sih gunanya buat gue? Itu yg gue pikirin waktu ngeliat berita televisi tentang teroris yg masang bom ditubuhnya untuk diledakin dan secara otomatis dia bunuh diri. Cemen banget sih gue, ngebandingin jarum sama bom. Apa sih tujuan terorisme, tujuannya apa buat kacauin suasanya aja.

Tapi gue emang kebingungan juga sama hal demikian, pemboman itu sendiri bukan hanya bunuh diri sendiri, tapi membunuh orang lain juga. Bagaimana mungkin... (tunggu dulu, gue mau cerita dulu nih, pas gue nulis artikel ini ada beberapa cewek setengah bugil yg nyanyi dangdut koplo dengan tarian monyet kesetrum, yg nyalahin pria dalam lagunya. Lucu juga hmm)

Kembali keteroris.

Teroris, sebenarnya sangat kejam. Mereka melakukan pembantaian dengan menakutkan. Tapi satu yg gue bingung. Kenapa teroris banyak dikaitkan dengan Islam. Gue curiga kalau sebenarnya teroris itu cuma konspirasi orang-orang yg benci Islam. Jadikan gara-gara aksi terorisme tersebut, Islam akan menjadi perbincangan.
Sumber : Google

Osama Bin Laden itu ada gak ya. Kok gue gak pernah liat dia ya pidato didepan umum. Terus video, teroris yg dihp-hp biasanya yg mukanya ditutup sorban apa orang Islam dan gue gak pernah ngeliat dia ngucapin 2 kalimat syahadat (Sok penting). Tapi walau dia ngucapin 2 kalimat syahadat, dia ngucapinnya Ikhlas gak, kalau ikhlas kok bunuh diri, kan bunuh diri itu haram bagi Islam.

Islam itu adalah Agama yg damai. Mungkin orang-orang yg benci Islam tersebut takut akan kebesaran Islam hingga membuat bualan seperti itu. Mari kita renungkan. TAMAT.


suaradarijalanan.blogspot.com

BAPAK TUA BERTATO DAN PEKERJAAN HALALNYA

Apa yang lo pikirin saat ngeliat orang yang ditangannya bertato, pasti "apakah dia preman?" Gak usah mikir jauh-jauh dan gak usah naif kalau kita gak mikir demikian.

     Itu yang gue pikirin saat servis jok, dikawasan Handil Bakti, Kalimantan selatan. Gue ngeliat seorang Bapak tukang servis yang terlihat kekar, lengkap dengan lengan bertatonya. Tatonya itu lo, yg bikin gue kepikiran sama preman-preman Pasar Lama kawasan Banjarmasin. Seperti yang gue bicarain sebelumnya, tato sama preman berbanding lurus. Kalo preman tanpa tato, itu rasanya kaya bayi tanpa dot dimulutnya.

Sumber : Google
Kombinasi antara tato dan bapak servis jok ini lah yang membuat gue berpikir bahwa bapak ini sebelumnya adalah seorang preman yang mungkin hasil nafkahnya dulu dari malakin anak SD dan sekarang dia udah insyaf dan memilih hijrah menjadi tukang Jok. Tapi jika beneran, sungguh luar biasa pilihan ini. Temen gue si Badrudin pernah berkata bahwa "preman sudah merasakan pahit manisnya kehidupan" (dalam banget kata-katanya, kaya dia pernah aja jadi preman). Menurut gue kehidupan gue yang paling pahit saat gue nelen paramek tanpa air hahahhaa (gak lucu)

Tapi kalau dipikir-pikir bapak bertato ini memilih bekerja halal dengan service jok, adalah pilihan yg bijak. Walaupun hasil yg didapatkan tidak banyak, tapi dia tetap menikmati (gue gak tau bapak ini menikmati atau engga).

     Halal dan benar, itu memang susah. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa mikirin itu cuma buang-buang waktu. Mereka (kita) menyepelekan hal demikian, tapi tak mengaku bahwa yg diperbuat salah. Penjahat kok gak ngaku bahwa dia (dibaca : kita) penjahat.

Orang miskin memang kadang gak mikir dalam berbuat, tapi orang yg serba mampu gak mikir dalam berbuat. Itu keterlaluan.

     Yaudah, kita cuma perlu ngambil kesempatan yg kita dapetin. Dan mikir kaya bapak yg kita ceritain diatas. Oke.

suaradarijalanan.blogspot.com

APAKAH KOTA SERIBU SUNGAI HANYA NAMA BELAKA "ORASI BY RAMADANI IDAHAM"

Penulis : Ramadani Idaham
Twitter : @Ramadani_Idaham
E-mail    : Ramadani_Idaham@yahoo.co.id


Sumber : Google
Kata orang Banjarmasin kota seribu sungai, memang benar Banjarmasin mendapat sebutan kota seribu sungai ketika dulu. Sekarang sebutan seribu sungai itu mulai hilang. Kenapa ? Karena sungai-sungai yang dulu ada sekarang ini mulai berubah menjadi lahan tempat tinggal, pertokoan dan gedung bertingkat. Padahal kota Banjarmasin berada dibawah permukaan laut yang menyebabkan rentan terkena banjir.
Kalau zaman dulu, Banjarmasin dimusim hujan masih bisa tidak kebanjiran walaupun dibawah permukaan laut karena banyaknya sungai-sungai yang tersebar di Banjarmasin, baik itu sungai besar maupun sungai kecil. Sungai-sungai tersebut menjadi penampung air dikala musim hujan dan cadangan air dimusim kemarau.
Coba kita bandingkan dengan keadaan kota Banjarmasin sekarang ini, pembangunan perumahan, pertokoan dan gedung bertingkat diatas sungai-sungai kecil yang menyebabkan sungai-sungai tersebut menyempit dan menghilang. Jadi pantas saja kalau musim hujan tiba, ada beberapa daerah di kota Banjarmasin yang sudah merasakan banjir.
Sungai besar yang ada di kota Banjarmasin juga sangat mengkhawatirkan keadaannya. Sampah yang dibuang masyarakat sekitar ke sungai mulai memenuhi sungai tersebut. Akibatnya sungai tersebut menjadi dangkal. Belum lagi pencemaran air yang disebabkan limbah pabrik dan masyarakat sekitar yang masih BAB di sungai dan membangun rumah di daerah bantaran sungai membuat lebar sungai menyempit.
Sumber : Google
Saya cuma mengkhawatirkan, kalau pembangunan yang terjadi di kota Banjarmasin tanpa memikirkan keadaan geografis kota Banjarmasin yang berada di bawah permukaan laut yang sejak dulu bergantung pada sungai-sungai besar dan kecil untuk menampung air yang melimpah saat musim hujan dan menjadi cadangan air dikala musim kemarau, maka bukan tidak mungkin Banjarmasin mengikuti jejak kota Jakarta.
Lewat tulisan ini, saya menghimbau kepada semua lapisan masyarakat. Baik itu pemerintah dan masyarakat kota Banjaramasin agar menjaga sungai-sungai yang ada saat ini. Jangan sampai sebutan kota seribu sungai hanya tinggal nama dan menjadi sebutan belaka.



suaradarijalanan.blogspot.com